KEMASAN KEREN TANPA MINIMUM ORDER !

kemasan keren UKM

 

Rasanya tidak pernah puas kami menciptakan kreasi-kreasi baru untuk kemasan UKM Indonesia, hampir setiap ‘curhat” UKM kepada kami terkait kemasan adalah kendala minimum order, seharusnya memang masalah ini tidak perlu terjadi andai lembaga-lembaga pemerintah lebih intens menyoal maslah kemasan ini, misalnya mungkin melalui koperasi, UKM dapat mendapatkan kemasan yang diinginkannya dengan pembelian berapapun ia punya dana, atau berapapun ia butuh kemasan tanpa ada kendala di minimal order, sehingga solusinya koperasi menjadi lembaga yang bersedia “nalangi” biaya kemasan yang dibutuhkan UKM anggotanya, Caranya koperasi menjadi penyedia kemasan dengan cara pengorderan reguler (tentu saja tetap dengan min order), namun sekali order yang bisa untuk beberapa UKM atau beberapa produk, misal minimal order 100.000 pcs kantong kemasan modern ( seperti Taro, Qtela dll), maka bagaimana 100.000 pcs tersebut bs untuk 9 UKM, atau bisa untuk 9 produk / desain, sehingga beban koperasi tidak terlalu berat, … simpel kan ? saya yakin bisa, dan kami Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia dengan senang hati dan bersedia menjadi partner koperasi-koperasi atau lembaga-lembaga yang intens dan berkompeten di pembinaan UKM yang bersedia menjadi penyedia kemasan modern untuk UKM Indonesia.

Hehe… semoga gagasan ini terealisasi …Aamiin.

Tapi jangan khawatir ….!

Hehehe  kini di bulan kemerdekaan ini kami mempersembahkan inovasi baru, kemasan full desain/colour dengan bahan paduan kertas dan foil dan plastik OPP/CPP sehingga tampillah kemasan yang keren dengan sisi bawah transparan, sehingga sangat cocok buat UKM yg terkendala biaya karena minimum order yang besar tanpa menghilangkan tampilan kemasan yang keren dan menarik.

Kemasan ini sangat cocok untuk kemasan kripik-kripik, snack, dan lain-lain

Tunggu apa lagi segera hubungi tim kami di : 085 731 916 832.

 

 

Iklan

Piblam UB Gandeng Kemenkop UKM Beri Bimbingan Teknis Pada UMKM

DSC00460-

DSC00472-

DSC00463-

DSC00462-

DSC00464-

Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat (Piblam) Universitas Brawijaya (UB) kembali menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Jawa Timur. Kegiatan yang diawali pada 2012 ini merupakan hasil kerjasama antara Piblam UB dengan Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia. Bimtek “Teknik Kemasan” kali ini diikuti 45 UMKM di wilayah Malang Raya dan Blitar Raya. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 30 UMKM.

Perwakilan Kemenkop UKM, Hasdiana mengharapkan pertemuan dirinya dengan wakil UMKM dapat mengidentifikasi kendala dan keinginan mereka. Karena itu, pembukaan bimtek pada Kamis sore menjadi ajang dialog langsung antara UMKM, Piblam UB, Dinas Koperasi Propinsi Jawa Timur dan Kemenkop UKM.

Dalam paparannya, Hasdiana menyampaikan harapan Kemenkop UKM agar UMKM yang telah mengikuti bimtek sejak 2012 bisa mengembangkan dirinya lebih jauh. “Ibarat bayi, peserta yang mengikuti bimtek sejak 2012 harapannya telah mulai bisa berjalan sendiri dan dilepas,” kata Hasdiana. Dengan begitu, maka program Kemenkop UKM bagi UMKM pada 2014 mendatang dapat dikembangkan. Disampaikan Diana, Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM pada 2014 mendatang akan mulai menggelontorkan bantuan modal usaha yang akan disalurkan melalui piblam UB. Dengan Piblam UB juga, pada tahun tersebut bimtek akan tetap diselenggarakan dengan menambah UMKM hingga 100 peserta. Identifikasi kendala dan keinginan UMKM dalam kesempatan tersebut kemudian akan menjadi masukan bagi program mendatang.

Salah satu wakil UMKM yang telah mengikuti bimtek sejak 2012 adalah Endang (outward/peserta dari luar kampus). Pemilik usaha keripik di Kabupaten Malang ini mengaku mendapat manfaat lumayan banyak melalui bimtek. Diantara manfaat tersebut adalah pengetahuannya tentang penentuan harga jual yang benar, penyusunan rencana bisnis serta pembuatan kemasan yang bagus dan layak jual. “Tetapi yang dibutuhkan bukan itu saja, banyak kekurangan di UMKM yang membutuhkan bantuan Kementerian,” kata Endang. Kebutuhan tersebut diantaranya peralatan, standarisasi mutu serta perijinan seperti ijin merk dan ijin halal. “Kami berharap janji Kementerian bisa dipenuhi dan kami bisa dibimbing hingga menjadi anak,” katanya. Manfaat yang sama juga dirasakan salah satu peserta inward(mahasiswa UB). Bantuan modal agar bisa mandiri sangat dibutuhkan sehingga pihaknya bisa membuka usaha diluar kampus.

Menanggapi paparan perwakilan UMKM, Hasdiana menyampaikan bahwa melalui bimtek (teknologi produksi), Kemenkop UKM berharap dapat meningkatkan empat hal yakni daya tawar UKM, nilai tambah, produktivitas dan kinerja. Sebagaimana harapan awal dari program Kementerian, Diana menambahkan, bahwa sebelum diberi modal usaha perlu ada pembekalan. Karena itu, bimtek diberikan secara bertahap mulai 2012 dan modal mulai akan digulirkan pada 2014.

Bantuan modal yang diberikan kepada UMKM, ditandaskan Diana bukan dalam bentuk bantuan sosial (hibah) namun Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan model kredit lunak. “Model ini diharapkan dapat memotivasi UMKM untuk mengembalikan pinjaman,” katanya. Dengan begitu, maka UMKM dapat meningkatkan omset, kemitraan dan kepercayaan dirinya. Untuk mempermudah pelaksanaan program ini, maka UMKM yang mengikuti kegiatan Piblam UB disarankan untuk membentuk koperasi.

Materi tentang perkoperasian kemudian disampaikan oleh Perwakilan Dinas Koperasi Propinsi Jawa Timur, Edy Wiyono. “Dengan jumlah lebih dari 20 orang, maka binaan Piblam UB telah memenuhi syarat untuk mendirikan koperasi,” kata Edy. Koperasi produksi, menurutnya cocok untuk mengakomodir kebutuhan UKM binaan Piblam UB.

Diwawancarai PRASETYA Online, Kepala Divisi Inkubator Bisnis Piblam UB, Dr. Susilo, SE, MS menyatakan bahwa Piblam merupakan bagian dari 35 Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di seluruh Indonesia yang dipercaya Kemenkop UKM untuk membina mitra UMKM. Pada 2013 ini, sebanyak 45 UMKM terpilih untuk mengikuti bimtek dari 120 pelamar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7 mitra berasal dari internal UB. Pembinaan Piblam, menurutnya berupa bimbingan teknis meliputi teknik produksi, teknik keuangan (perencanaan bisnis dan pertanggungjawaban), teknik kemasan dan pemasaran.

Selain materi kelas dan praktek, Piblam melalui inbis juga melayani bantuan sumber daya (tenaga ahli) untuk melakukan pendampingan konsultative. Pada 2013 ini, menurutnya materi masih berkisar pada usaha makanan dan minuman. Pada 2014 mendatang, selain recruitment tenant hingga 100 UMKM juga akan dikaji kebutuhan UMKM mitra seperti peralatan, permodalan, dll.

Pada bimtek “Teknik Kemasan” kali ini, ada tiga materi yang disampaikan oleh tiga orang pembicara yang berkompeten meliputi “Desain Kemasan Produk Olahan” oleh Nashrullah Hasin Direktur Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia, “Kemasan dan Jenis Kemasan Produk Olahan” oleh Tonny Martha Hartawan dari AA packaging dan “Peranan Merk, Label, dan Desan Kemasan Pada Pengemasan Bahan Pangan” oleh Dr. Ir. Maimunah Hindun Pulungan, MS dari Universitas Brawijaya Malang). [denok]